Bendera ini berukuran sekitar 100 x 40 cm, warnanya kini sudah pudar hitam keabu-abuan. Di dalam bendera tersebut terdaoat tiga buah gambar. Gambar yang paling bawah dan atas bergambarkan harimau Champa atau “Cheetah”/Citah dengan kepala pada masing-masing harimau mengarah ke logo atau gambar perisai di bagian tengah dengan tulisan dua kalimat syahadat. Di sekeliling pinggiran perisai berpola segitiga sebanyak delapan buah yang bertuliskan dua kalimat syahadat yang tersebar di delapan segitiga tesebut. Latar dasar dari ketiga gambar pada bendera tersebut warnanya sudah mulai memudar. Kedelapan segitiga tersebut menyerupai pola segiempat yang tumpang tindih yang salah satunya diputar, dalam banyak kasus merupakan tanda otonom {Signs and Simbols Their Design and Meaning}. {24} Pola segitiga sebanyak delapan buah yang mengelilingi bulatan ini mempunyai kesamaan dengan bendera Iraq tahun 1959-1963. {1}
Gambar 1. Bendera Bergambar Harimau Champa |
Kedelapan segitiga tersebut, mengelilingi dua bulatan yang berisi kaligrafi tulisan Dua kalimat Syahadat, demikian pula dengan kedelapan segitiga tersebut memperlihatkan penggalan kata dari dua kalimat Syahadat. Pada lingkaran bagian dalam terdapat formasi tulisan berupa hizib. Pengertian simbol bulatan yang berisi dua kalimat Syahadat tersebut sebagai berikut: Manusia modern mungkin memiliki sifat yang lebih spontan hubungannya dengan garis lurus dibandingkan dengan kurva. Aktivitas sehari-hari dengan permukaan tanah dan dengan segala jenis konstruksi terutama didasarkan pada dua prinsip horizontal dan vertikal. Sedangkan untuk simbol yang berbentuk bulat lebih berhubungan dengan indera daripada pikiran. Di dalam lingkaran, seseorang akan menemukan garis dengan pengulangan yang kekal, tanpa awal maupun akhir, dan mengelilingi pusat yang tak terlihat tapi sangat tepat. Ini membandingkan dengan ide perjalanan waktu, yang mana datang entah dari mana dan tidak ada habisnya.
Perasaan
berada di dalam lingkaran mungkin bisa diartikan sebagai dorongan menuju pusat atau pencarian kesatuan hidup yang misterius.
Sebaliknya dengan akal, kehidupan yang aktif memancar dari yang tak terlihat dari
pusat ke luar, ke sekeliling. Berdiri di luar lingkaran, kita diingatkan
tentang matahari, pemberi kehidupan yang sangat diperlukan dengan sinar-sinarnya
memancar dalam bentuk lingkaran, dan bulan yang menerangi malam melalui
refleksi. {2}
Harimau yang
terdapat bendera sesuai dengan ciri khas yang menunjang adanya ukuran kaki
belakang yang lebih panjang dari kaki depan. Harimau Champa atau
“Cheetah”/Citah digambarkan dengan harimau loreng yang sangat galak. {3,4}
Fakta Harimau
Kamuflase
Para ilmuwan
telah mengklasifikasikan kucing menjadi 37 spesies - kucing domestik dan 36
kucing liar. Masing-masing spesies kucing ini, mulai dari singa dan macan
tutul, hingga kucing caracal dan pemancing, memiliki warna dan pola bulu yang
berbeda.
Banyak
kucing menghabiskan banyak waktu dalam bayang-bayang. Saat sinar matahari
menyentuh daun pohon, semak dan rerumputan, hal itu menciptakan pola bercak
terang dan gelap yang berbeda di mana-mana. Bintik atau garis pada bulu kucing
sering kali cocok dengan pola tersebut. Dengan demikian, kucing menyatu dengan
latar belakangnya sehingga lebih mudah baginya untuk tetap tidak diperhatikan
musuh atau menyelinap di mangsa.
Warna dan
pola bulu kucing bervariasi tergantung pada lingkungan tempat mereka tinggal.
Harimau:
memiliki garis-garis vertikal di atas tubuhnya yang berwarna kuning-orrange.
Garis-garisnya menyatu dengan rerumputan. Penandaan tersebut membantu harimau
untuk mengintai mangsanya tanpa disadari. Harimau di wilayah Sumatera memiliki
belang paling banyak, dan harimau di wilayah Siberia memiliki belang paling
sedikit. Garis-garis harimau seperti sidik jari manusia; tidak ada dua harimau
yang memiliki pola garis yang sama.
Leopord:
bulunya ditandai dengan mawar hitam kecil yang rapat. Beberapa macan tutul
merembes tidak memiliki bintik-bintik - mereka disebut macan kumbang hitam
{black panthers}. Tapi kucing ini benar-benar macan tutul biasa dengan bulu
gelap. Pola normal bintik-bintik dapat dilihat jika diamati dengan cermat.
Singa: hidup
di jalur hutan berduri dengan padang rumput yang diselingi. bulunya berwarna
coklat tanpa bercak atau pola di atasnya. Pewarnaan seragam ini membantu singa
menyatu dengan latar belakang di padang rumput terbuka.
Snow
Leopord: Warna bulunya berkisar dari abu-abu lembut hingga putih bersih di
bagian bawah, dengan mawar besar.
“Clouded
Leopord”: Warna tubuh bervariasi dari abu-abu hingga coklat tanah, dengan
bercak gelap yang dilapisi dengan hitam. ia mendiami hutan hijau yang lebat di
mana ia berburu di malam hari.
Kucing
Pemancing {Fishing Cat}: Tanda tubuh terdiri dari serangkaian titik memanjang
yang diatur dalam baris yang kurang lebih memanjang dari kepala ke ekor
Caracal:
Pewarnaannya adalah coklat kemerahan unifom
“Cheetah” / Citah : memiliki bintik-bintik hitam padat. sekarang sudah punah di India. {6}
Harimau
berhasil memburu mangsanya hanya dalam 10 hingga 20 persen percobaan. Tidak
seperti “cheetah”/ Citah, harimau tidak bisa berlari mengejarnya dalam jarak
jauh. Ia membunuh dengan mengintai mangsanya dari belakang, merayap di atasnya,
dan kemudian melompat ke atasnya. Seekor harimau biasanya mengeluarkan 2-3 air mata dan menyerah jika tidak berhasil
menjatuhkan mangsanya.{5}
Sekilas Tentang “Cheetah” atau Citah
Citah (bahasa
Sanskerta: chitraka, berarti "berbintik", bahasa
Inggris: cheetah, bahasa Latin: Acinonyx jubatus) adalah anggota
keluarga kucing (Felidae) yang berburu mangsa dengan menggunakan kecepatan dan
bukan taktik mengendap-endap atau bergerombol. Hewan ini adalah hewan
yang tercepat di antara hewan darat dan dapat mencapai kecepatan
110 km/jam dalam waktu singkat sampai
Gambar 2. "Cheetah" / Citah |
Citah juga dikenal sebagai pemangsa paling efisien di bumi.
Mengejar dan menerkam mangsa hanya ketika mangsa itu ada dalam jangkauannya.
Hewan ini tergolong pintar dengan kemampuannya mendeteksi hewan yang paling
lemah. Ia menjatuhkan korban bukan dengan menerkam seperti singa atau harimau.
Tapi pada sentuhan kecil di kaki belakang korban yang sedang berlari kencang.
Saat korban jatuh, citah kemudian menerkam tengkuk korban untuk kemudian
selanjutnya dicengkram hingga kehabisan darah. {5}
Mengingat penggunaan istilah harimau Champa atau “Cheetah”/Citah yang
sesuai dengan KBBI tentang definisi ganbar citah atau harimau pada bendera
masjid, maka istilah harimau Champa atau “Cheetah”/Citah tetap digunakan pada
tulisan ini, apalagi banyak referensi terkait dengan Champa menyebut harimau
yang gambaran sebetulnya adalah citah {Cheetah}
Harimau
Champa atau “Cheetah”/Citah dalam penyebutan sering disebut harimau campa.
Urang Campa adalah sebutan bagi komunitas Campa dalam bahasa mereka
sendiri. Sedangkan di Malaysia mereka disebut sebagai Melayu Champa.{7}
Kepala dari
kedua harimau tersebut mengarah kepada gambar perisai yang terdiri dari
kaligrafi Dua Kalimat syahadat disertai delapan segitiga yang bertuliskan
lapadz kata dari kalimat Syahadat.
Rub el Hizb
(bahasa Arab: ربع
الحزب rubʿ al-ḥizb) adalah simbol Islam
berbentuk oktagram, dipresentasikan sebagai dua kotak {segi empat} yang saling
tumpang tindih, yang terdapat pada sejumlah lambang dan bendera. Dalam bahasa
Arab, Rubʻ berarti "seperempat", sedangkan Hizb berarti kelompok atau
partai. Awalnya, ini digunakan dalam Alquran, yang dibagi menjadi 60 Hizb (60
kelompok dengan panjang yang kira-kira sama); simbol menentukan setiap
seperempat Hizb, sedangkan Hizb adalah setengah dari satu juz '. Tujuan utama
dari sistem pemisah ini adalah untuk memudahkan pengajian Alquran. {8}
Gambar 3. Pola Segi Delapan dengan Lafaz Syahadat |
Gambaran
perisai dari bendera harimau Champa atau “Cheetah”/Citah ini juga mempunyai
kemiripan dengan “Surya Majapahit”. Surya Majapahit (Matahari Majapahit) adalah
lambang yang biasa ditemukan di reruntuhan yang berasal dari zaman Majapahit.
Lambang tersebut biasanya berbentuk sinar matahari berujung delapan dengan
bagian yang membulat di tengahnya yang menggambarkan dewa-dewa Hindu. Lambang
tersebut berbentuk diagram kosmologis
yang dihalangi oleh sinar matahari "Surya Majapahit" yang khas, atau lingkaran sederhana dengan sinar matahari
yang khas. Karena popularitas lambang matahari ini pada zaman Majapahit, maka
diperkirakan lambang matahari ini dijadikan sebagai lambang kerajaan kerajaan
Majapahit.{9}
Gambar 4. Perbandingan dengan Surya Majapahit |
Pembahasan
Dari
lambang-lambang yang ada pada bendera, memperlihatkan jati diri masyarakat
Mamala yang ramah, dan menjunjung
nilai-nilai agama Islam dengan berdasarkan pada kalimat Syahadat, “Tidak
ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Utusan Allah”.
Bendera memperlihatkan prinsip dalam berumallah, membangun persaudaraan sesama,
dengan prinsip-prinsip Islam, ramah terhadap segala golongan dan agama, namun
jika akidah agamanya diganggu, maka mereka akan cepat sekali menanggapinya.
Ramah namun bersahaya diperlihatkan oleh gambaran harimau yang memalingkan
mukanya.
Bendera menjadikan
Tauhid, sebagai sentral dari sikap dalam
hidup, merupakan akar utama yang harus memberikan energi kepada pokok, dahan,
dan daun kehidupan, yang menentukan gerak dan gerak dan kualitas air kehidupan.
Semua aktivitas kehidupan mestilah berangkat dari Tauhid
tersebut.
Gambaran pola
segi delapan pada perisai bendera, tidak seperti gambaran pada bendera Iraq
tahun 1959-1963, yang polanya berasal dua persegi empat yang susunannya
bersilang. Sekalipun tidak mempunyai pola yang sama persis, namun pola segi
delapan tetap menjadi benang merah hubungan antara keberadaan bendera yang
berkaitan dengan Iraq dalam hal ini adalah dinasti Abbasyiah. Pola segidelapan
dari perisai bendera lebih menyerupai bendera surya Majapahit, yang memberikan
saksi hubungan antara kerajaan Champa dan kerajaan Majapahit serta Mamala.
Bendera ini
disebut sebagai bendera tokoh leluhur Mamala yang bernama “Uka Leka /
Lekalahabessy”. Beliau merupakan panglima perang kerajaan Champa yang menemani “Latu
Liu” yang merupakan raja kerajaan Champa yang bermigrasi ke Mamala.
Kesimpulan
Bendera ini
merupakan salah satu bukti penegasan Islam di Mamala
Saran
Diperlukan
upaya penelitian lebih lanjut dalam kajian sejarah yang telah dituturkan di
atas
Referensi
1. Elie Podeh, The Symbolism of The Arab
Flag in Modern Arab States,Between Commonality and Uniqueness,Article in
Nations and Nationalism · January 2011
2. Adrian Frutiger, Signs and Symbols
Their Design and Meaning, Copyright © 1989 Weiss Verlag GmbH, Dreieich, West
Germany
3. Ciri-ciri Harimau, Available at https://www.ciri-ciri.id/2017/09/ciri-ciri-harimau.html
4. Harimau Campa Di Kamus Besar Bahasa
Indonesia {KBBI} available at https://lektur.id/arti-harimau-campa/#:~:text=Harimau%20Campa%20Di%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia%20(KBBI)&text=Harimau%20campa%20adalah%20harimau%20loreng,berasal%20dari%20kata%20dasar%20harimau.
5. Sahni Rasleen Kaur, Tales of the
Tiger, Centre for Environment Education 2006
6. Citah, https://id.wikipedia.org/wiki/Citah
7. Djati Palinngam R, Sekilas Tragedi
Sejarah Bangsa Champa, available at https://www.kompasiana.com/fadz/5509df858133114e70b1e30d/sekilas-tragedi-sejarah-bangsa-champa
8. Rub El Hizb, https://en.wikipedia.org/wiki/Rub_el_Hizb
9. Surya
Majapahit,https://en.wikipedia.org/wiki/Surya_Majapahit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.