Pendahuluan
Sejak dulu kala Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi yang luar biasa banyak
dan beragam. Keragaman tradisi tersebut didasarkan pada keragaman etnik dan
budayanya yang tersebar di berbagai wilayah di Inonesia. Koentjaraningrat mengulas
secara komprehensif tentang berbagai kebudayaan tersebut, seperti kebudayaan
Batak, Ambon, Flores, Timor, Aceh, Minangkabau, Bugis-Makassar, Bali, Sunda,
Jawa dan sebagainya.
Menurut Sahal Mahfudh bahwa
seni budaya mempunyai proyeksi yang mengarah pada pencapaian kesadaran kualitas
keberagamaan yang pada gilirannya mampu membentuk sikap dan prilaku Islami yang
tidak menimbulkan gejolak sosial, tetapi justru memantapkan perkembangan
sosial, dan sebagai sarana dakwah, seni budaya diarahkan pada pengisian makna
dan nilai-nilai Islami yang integratif, ke dalam segala budaya yang
dikembangkan. Budaya adalah daya dari
budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa. Budaya merupakan perkembangan majemuk
dari budi daya yang berarti daya dari budi.
Ekspresi Budaya Negeri Mamala
Adapun tentang budaya/adat
yang dapat ditemukan pada masyarakat negeri Mamala tidak dapat dipisahkan
dengan kepercayaan keagamaan, antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Tari Dana-Dana, Seni budaya yang disebut Tari
Dana-Dana, yang dapat dilakukan oleh beberapa wanita, ataupun laki-laki. tarian
ini diiringi dengan pukulan rebana dan syair-syair lagu Arab. Tarian ini
dilakukan ketika ada acara pernikahan atau acara lainnya. Tarian ini merupakan
budaya import dari Arab yang sudah dijadikan sebagai budaya Islam negeri
Mamala.
b. Seni budaya Tarian Sawat, tarian
ini merupakan budaya Islam Maluku yang berada di negeri-negeri Islam, atraksi
tarian ini menggunakan rebana atau konfigurasi rebana dan suling tanpa lagu.
Musik rebana dan suling, diiringi dengan tarian yang disebut dengan manari
sawat. Tarian ini dilakukan pada saat menjemput tamu, acara perkawinan, dan
juga pada acara-acara adat lainnya.
c. Seni budaya hadrat, sebagai
salah satu budaya yang masih melekat di negeri-negeri Islam di Maluku. Budaya
hadrat ini biasanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan, setelah shalat taraweh. Sebab
dalam hadrat termuat bacaan, dan syair-syair Arab yang berisikan shalawat dan
zikir.
d. Seni budaya tarian Manu
huai (Burung bertengger), tarian ini
dipentaskan pada menerima tamu-tamu atau para pejabat negera / provinsi atau juga
pada saat melaksanakan upacara adat. Tarian ini juga menyambut para pahlawan-pahlawan
/ kapitan yang telah berhasil berjuang dalam medan pertempuran sehingga perlu
dihargai dan dihormati dengan tarian adat ini.
e. Tradisi lain yang terkait
dengan pelaksanaan ibadah puasa adalah malam 7 Likur yaitu malam dua puluh tujuh
Ramadhan setiap tahun. Pada malam ini juga dilaksanakan hadrat yakni hadrat
berdiri atau duduk. Dan diwajibkan, seluruh
kasisi Masjid, Raja, kepala-kepala Soa adat, Imam dan stafnya membawakan hasil
pertanian seperti buah-buahan dan berbagai macam kue basah atau kering ke mesjid dalam menyambut malam Lailatul-Qadar.
Pada malam ini dilaksanakan shalat taraweh pada pukul 12.00. WIT, diawali dengan
mengumandangkan azan oleh tiga orang mu'azin untuk shalat isya dan taraweh.
Sebelum azan telebih dulu diadakan pasawale setelah shalat semua buah-buahan dan kue
tersebut dibagikan kepada anak-anak dan seluruh jama' di masjid. Sedikit berbeda
suasana di dalam masjid, sebab dipasang kain putih yang panjang di atas saf
pertama. Di malam ini masyarakat negeri Mamala percaya bahwa malam itu adalah
malam Lailatul-Qadar.
f. Tarian Hu'ul, tarian ini
yang menggambarkan masyarakat negeri Mamala yang masih hidup di gunung atau
masyarakatnya yang asli (alifuru) yang masih hidup di hutan, yang belum
beragama Islam. Kepercayan mereka dalam katagori animisme dan dinamisme, mereka masih percaya
kepada leluhur dan hal-hal yang diluar kemampuan manusia. Tarian hu'ul ini
dilaksanakan pada saat upacara-upacara adat seperti pada upacara ritual ukuwala
mahiate.
g. Tradisi tamat Quran,
tradisi ini dilaksanakan pada saat anak-anak yang telah khatam Al-Quran di
taman-tarnan pengajian Al-Qur'an yang berada di negeri Mamala. Khatam ini
biasanya dilaksanakan oleh setiap taman pengajian yang murid-murid sudah menguasai
membaca al-Qur’an selama tiga kali atau
lebih sesuai dengan penilaian dari seorang guru mengaji tersebut. Khatam ini
dilaksanakan lebih dari 5-15 orang murid yang bergabung dan biaya
pelaksanaannya ditanggung oleh orang tua murid mengaji.
h. Tradisi basunnat, adalah
sebuah tradisi yang dilaksanakan bagi orang tua untuk mengkhitankan anak-anaknya
(anak laki-laki). Basunnat ini biasa dilaksanakan sendirian oleh orang tua
tersebut dan juga ada gabungan anak-anak yang ada hubungan keluarga dekat untuk
bersama-sama melaksanakan bassunat massal oleh keluarga tertentu.
i. Tradisi aroha (manyiang), tradisi ini
dilaksanakan pada bulan Rabbiul Awal, bulan dimana Rasulullah SAW, dilahirkan
tepatnya tanggal 12 Rabbiul Awal yang dikenal dengan bulan Maulid Nabi SAW.
j. Upacara ritual ukuwala
mahiate dilaksanakan setiap tahun tepatnva pada tanggal 8 Syawal di negeri
Mamala, setelah mereka melaksanakan puasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan puasa
sunnah Syawal.