Selasa, 05 Januari 2016

Oud en Nieuw Oost-Indien Karya Monumental Francois Valentijn


Francois Valentijn



"Walaupun banyak dikritik karena dianggap tidak etis, pada kenyataannya, kandungan isi buku ini tetap banyak dimanfaatkan oleh peneliti sejarah maupun sastra. Tidaklah mengherankan jika buku yang kontroversial itu dianggap memiliki nilai estetika, selain juga berkat penceritaannya yang menarik. Seperti pernyataan seorang kritikus sastra, Edward du Perron, bahwa Francois Valentijn adalah seorang pencerita yang ulung".

Betapapun juga Oud en Nieuw Oost-Indien itu memang bermanfaat bagi ilmu sejarah. Sumber sejarah yang digunakannya memang belum ditelusuri secara tuntas, tetapi jelas ada keterangan-keterangan yang hanya bisa diperoleh dari buku itu saja. Namun, harus dikatakan juga bahwa sebagai historiografi buku Valentijn tersebut sama sekali tidak etis.

Namun, sekalipun dari segi sejarah karya Valentijn itu dikatakan tidak etis, dari segi sastra ada nilai estitikanya. Menurut Beekman, tidak kurang dari seorang Edward du Perron, kritikus sastra modern itu, yang menilai bahwa Valentijn dapat dikategorikan sebagai “{...} a remarkably fine storyteller in prose (....)” (Beekman 1988:79)

Buku Valentijn itu juga merupakan sumber inspirasi bagi Maria Dermout (1888-1962). Novelis Belanda itu banyak menggunakan keterangan dari buku Valentijn itu untuk menulis novel-novelnya yang mengandung cerita-cerita yang berlangsung di Ambon dan sekitarnya, seperti De tienduizend dingen, atau cerpen-cerpen yang dikumpulkan dalam antologinya yang berjudul Verzamelde werken seperti “Koning Baboe en de veertig jongelingen”, “De boom des levens”, “De goede slang” (Beekman 1988:80,93). Mengenai pengalamannya membaca buku Valentijn itu, novelis Belanda itu menulis: “Saya sering membaca buku itu, terutama bagian-bagian mengenai ‘Deskripsi tentang Maluku’ dan ‘Masalah-masalah Maluku’ tetapi kemudian menyingkirkannya karena saya terganggu oleh begitu banyak kesombongan, kemunafikan, bajakan dari Rumphius, namun kemudian saya kembali membacanya lagi karena ia menaruh perhatian yang begitu baik dan karena ia pandai bercerita” (Beekman 1988:80).”   

Oud en Nieu Oost-Indien adalah judul singkat dari karya monumental Francoist Valentijn. Buku yang terbit dalam delapan volume (1724-1726) memuat deskripsi wilayah-wilayah kegiatan VOC di Asia dan juga khususnya di Nusantara. Cara penyajian materi isi tidak berurut baik secara geografis maupun historis. Namun, isi buku ini jelas terbagi dalam dua periode, yaitu periode sebelum VOC (Oud Oost-Indie) dan masa VOC (Nieuw Oost-Indie). Walaupun banyak dikritik karena dianggap tidak etis, pada kenyataannya, kandungan isi buku ini tetap banyak dimanfaatkan oleh peneliti sejarah maupun sastra. Tidaklah mengherankan jika buku yang kontroversial itu dianggap memiliki nilai estetika, selain juga berkat penceritaannya yang menarik. Seperti pernyataan seorang kritikus sastra, Edward du Perron, bahwa Francois Valentijn adalah seorang pencerita yang ulung.

Referensi:
Wacana: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Vol: 10, No.2, Oktober 2008, hal 191. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.