Pendahuluan
Selama ini negeri Mamala hanya
dikenal karena keberadaan “Atraksi Pukul Sapu” dan kemujaraban “Nyuwelain Matehu atau Minyak
Mamala” yang dilakukan setiap 8 Syawal.
Keberadaan momen syawalan tersebut bahkan telah menjadi salah satu ikon
pariwisata di Maluku. Dalam hal ini, acara syawalan tersebut masuk dalam
kategori wisata berbasis budaya. Wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis
kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata
jenis ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan
wisata petualangan. Kebudayaan, wisata alam dan wisata petualangan merupakan
tiga hal penting yang dimiliki oleh Mamala, selain faktor penunjang ketiga hal
tersebut terdapat hal terpenting yang menunjang ketiganya yakni kemudahan dalam
jangkauan dari kota Ambon, apalagi setelah terdapat Jembatan Merah Putih.
Keragaman flora di Way Solopay (Air Besar di Mamala) |
Pariwisata
Kenapa harus pariwisata? Pembangunan kepariwisataan pada
umumnya diarahkan sebagai sektor andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat, memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan
pemasaran produk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan kawasan wisata harus merupakan pengembangan yang terencana secara menyeluruh
sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Undang – Undang Nomor 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan
diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh
manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global. Yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah.
Sumber Daya
Pariwisata
Sumber daya yang terkait
dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa sumber daya alam dan sumber daya
budaya, di samping sumber daya manusia. Orang ataupun organisasi menggunakan sumber
daya untuk beragam kegiatan pariwisata. Misalnya, di tempat kerja operator
pariwisata digunakan sumber daya manusia (tenaga kerja), fasilitas dan
peralatan (sumber daya fisik), menyediakan atraksi budaya sebagai daya tarik
wisata (sumber daya budaya), dan menjual pemandangan alam sebagai
atraksi wisata (sumber daya alam). Muaranya sebenarnya sama, yaitu bagaimana
menggunakan sumber daya, baik secara individual maupun kombinasinya untuk
memuaskan keinginan wisatawan yang beragam sesuai harapan.
Sumber Daya
Alam
Elemen dari sumber daya,
misalnya, air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan, pantai, bentang alam, dan
sebagainya, tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali
semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh
karenanya, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar
bermanfaat. Unsur-unsur alam sebenarnya bersifat netral sampai manusia mentransformasikannya
menjadi sumber daya. Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya yang menentukan siapa
yang menggunakan sumber daya dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan.
Menurut Damanik dan Weber
(2006) dalam Pengantar Ilmu Pariwisata, sumber daya alam yang dapat
dikembangkan menjadi atraksi wisata alam adalah :
a. Keajaiban dan keindahan
alam (topografi)
b. Keragaman flora
c. Keragaman fauna
d. Kehidupan satwa liar
e. Vegetasi alam
f. Ekosistem yang belum
terjamah manusia
g. Rekreasi perairan (danau,
sungai, air terjun, pantai)
h. Lintas alam (trekking,
rafting, dan lain-lain)
i. Objek megalitik
j. Suhu dan kelembaban udara
yang nyaman
k. Curah hujan yang normal,
dan lain sebagainya.
Sumber daya alam dari negeri
Mamala yang paling menonjol adalah rekreasi perairan khususnya keberadaan
sungai (way ela / air besar way Solopay) yang membentang di dari perairan
pantai Mamala sampai ke daratan Mamala yang berbukit. Di bagian atas perbukitan
tersebut air besar bercabang dua.
Sepanjang aliran air besar tersebut banyak memperlihatkan keindahan panorama
alam yang luar biasa.
Keberadaan muara nya yang disebut "Tetui Hiti Latu" menjadikannya sebagai destinasi "Komunitas Pencinta Alam & Komunitas di Pulau Ambon" sebagai lokasi perkemahan wisata.
Dokumentasi video Survei Kegiatan Komunitas Rakyat Kuasa April 2016 (created by L. Wattimena)
Keberadaan muara nya yang disebut "Tetui Hiti Latu" menjadikannya sebagai destinasi "Komunitas Pencinta Alam & Komunitas di Pulau Ambon" sebagai lokasi perkemahan wisata.
Selain keindahan panorama
sepanjang air besarnya, negeri Mamala mempunyai objek megalitik yang berkaitan
erat dengan sumber daya budayanya, yakni dengan keberadaan batu pamali (Hatu
Tihal) dari negeri Mamala, mulai dari situs batu pamali dari marga-marga yang
ada di negeri Mamala, hingga keberaadaan batu pamali untuk baileo dan negeri.
Batu Pamali (Hatu Tihal) Marga Mony di Wakalau (Mamala-Amalatu) |
Sumber Daya
Manusia
Sumber daya manusia diakui
sebagai salah satu komponen vital dalam pembangunan pariwisata. Hampir setiap
tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia untuk
menggerakkanya. Singkatnya faktor sumber daya manusia sangat menentukan
eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa, sikap dan kemampuan staff
akan berdampak terhadap bagaimana pelayanan pariwisata diberikan kepada
wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan dan
kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya.
Sumber Daya
Budaya
Budaya sangat penting perannya
dalam pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan
perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidup dan budaya
orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang
lain tersebut. Industri pariwisata mengakui peran budaya sebagai faktor penarik
dengan mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi. Sumber daya budaya
dimungkinkan untuk menjadi faktor utama yang menarik wiasatawan untuk melakukan
perjalanan wisatanya.
Istilah “budaya” bukan saja
merujuk pada sastra dan seni, tetapi juga
pada keseluruhan cara hidup yang dipraktekkan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang ditransmisikan
dari satu generasi ke generasi berikutnya, serta
mencakup pengertian yang luas dari gaya hidup. Dalam pariwisata, jenis
pariwisata yang menggunakan sumber daya budaya sebagai modal utama dalam
atraksi wisata sering dikenal sebagai pariwisata budaya. Jenis pariwisata ini
memberikan variasi yang luas menyangkut budaya mulai dari seni pertunjukkan,
seni rupa, festival, makanan tradisional, sejarah, pengalaman nostalgia, dan
cara hidup yang lain. Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan
untuk mengalami, memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan dan
keragaman budayanya. Pariwisata budaya memberikan kesempatan kontak pribadi
secara langsung dengan masyarakat lokal dan kepada individu yang memiliki
pengetahuan khusus tentang sesuatu objek budaya. Salah satu objek budaya yang ada di negeri Mamala adalah baileo adat Hatusela, yang bernilai historis dan mewakili simbol adat masyarakat Ambon pada umumnya. Tujuannya adalah memahami makna
suatu budaya dibandingkan dengan sekedar mendeskripsikan atau melihat daftar
fakta yang ada mengenai suatu budaya.
Potensi budaya yang dapat
dilestarikan di negeri Mamala, selain keberadaan “Atraksi Pukul Sapu” dan “Nyuwelain Matehunya / Minyak Mamala”, adalah dengan keberadaan perjalanan transformasi
budaya dari Uli Siwa menjadi Uli Lima yang merupakan bagian dari filosofis
pemerintah provinsi Maluku yakni Siwalima.
Penutup
Kesemua potensi ini merupakan
aset yang dapat dijadikan modal dalam membangun “kepariwisataan” di negeri
Mamala, yang didukung kemudahan dalam jangkauannya.