Apa Gunanya Mempelajari
Sejarah..?
Mengapa Orang Mempelajari
Sejarah...?
Pertanyaan ini merupakan
pertanyaan klasik, tetapi selalu mengusik dan menggugah hati manusia dari
dahulu hingga saat sekarang ini.
Sejak zaman Socrates, Herodotus
(484 – 425 s.M), dan Thucydides (456 – 396) orang memandang sejarah sebagai
teladan kehidupan. Teori ini disebut sebagai The Examplar Theory of History.
Sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang dapat dijadikan pedoman bagi
kehidupan sehari-hari. Bagi orang Cina sejarah merupakan cermin kehidupan.
Tradisi penulisan sejarah bagi bangsa Cina sudah sangat tua. Raja atau dinasti
yang sedang berkuasa berkewajiban untuk menuliskan sejarah raja atau dinasti
yang digantikannya. Frasa semacam itu dalam bangsa Romawi kuno diungkapkannya
dalam adagium : Historia Vitae Magistra, yang berarti sejarah adalah guru
kehidupan. Agar dapat hidup dengan lebih baik orang harus berguru kepada
sejarah.
Sejarah adalah topik ilmu
pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan
hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari
para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk
pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang
sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi
kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat
mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial,
serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman.
Salah satu kutipan yang paling
terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis
oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yang
tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya."
Winston Churchill, yang juga
mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula
berkata "Sejarah akan baik padaku, karena aku akan menulisnya."
Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi
sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang terkenal:
"Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang
sebuah konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh karena
itu, ia lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah — dan pemelesetan fakta
sejarah — sesuai dengan apa yang mereka rasa benar.
Pandangan yang lain lagi
menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah besar sehingga tidak mungkin dapat
diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin ada yang dapat mengubah
jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh
masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara keseluruhan.
Masih ada pandangan lain lagi
yang menyatakan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap kejadian
sejarah adalah unik. Dalam hal ini, ada banyak faktor yang menyebabkan
berlangsungnya suatu kejadian sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul
dan terulang lagi. Maka, pengetahuan yang telah dimiliki mengenai suatu
kejadian di masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk kejadian
di masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak
sepenuhnya benar, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari
setiap kejadian sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama
diambil dari kejadian ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang
penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana alam dapat terus dan harus
ditingkatkan; walaupun setiap kejadian bencana alam memang, dengan sendirinya,
unik.
Secara sederhana, Louis Gotschalk
membagi kegunaan sejarah dalam 4 bagian yaitu :
Rekreatif, artinya dengan membaca
atau mempelajari sejarah, kita seolah-olah dibawa berpetualang menembus dimensi
ruang dan waktu. Tanpa beranjak dari tempat, kita dibawa oleh sejarah untuk
menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita yang mungkin saja kita
tidak tahu tempatnya atau kita tidak pernah ikut menyaksikan kejadian tersebut.
Inspiratif, dalam hal ini suatu
karya sejarah dapat memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang
mempelajarinya.
Instruktif, bermaksud memberikan
pelajaran mengenai suatu keterampilan atau pengetahuan ( pengajaran ) tertentu
misalnya pengetahuan tentang taktik perang.
Edukatif, berguna untuk
mendapatkan kearifan dari masa lampau untuk melangkah ke masa depan. Contoh
adanya slogan "jangan sekali-kali melupakan sejarah". Menurut
Travelyan belajar sejarah mempunyai 3 kegunaan antara lain :
a. Ilmiah yaitu berupa pengumpulan fakta dan
penyaringan bukti.
b. Imajinatif yaitu menyeleksi dan
mengkategorikan fakta yang telah dikumpulkan dan mengambil satu kesimpulan
c. Sastra yaitu penyajian hasil
ilmu dan daya angan dalam bentuk yang menarik.
Kegunaan Rekreatif :
Kegunaan lain dari sejarah adalah
kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan
yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat merasa
terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari para sejarawan terasa
mampu menghipnotis pembaca. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan
sejarah tersebut pembaca merasa senang. Membaca menjadi media hiburan dan
rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan, dan dirasakan sebagai
kebutuhan.
Pembaca tulisan sejarah tidak
hanya merasa senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajinasi
kemasa lampau. Disini sejarawan dapat menjadi pemandu atau guide. Orang yang
ingin melihat situasi suatu daerah dimasa lampau dapat membacanya dari hasil
penulisan para sejarawan.
Melalui proses rekreasi terhadap
berbagai peristiwa sejarah dimasa lampau memungkinkan orang untuk bercermin
diri. Orang yang pesimis dapat diajak menjadi optimis dengan ditunjukan akan
masa depan umat manusia yang masih terbuka. Peristiwa masa lampau memang sudah
berlalu, tetapi yang lampau itu masih berpengaruh terhadap kehidupan sekarang
sehingga orang dapat mengambil suatu kebijakan untuk kepentingan sekarang dan
masa depan. Disinilah pentingnya pembelajaran dengan menggunakan suatu strategi
termasuk dalam belajar sejarah. Belajar tidak hanya sekedar bagaimana kita
belajar, melainkan juga bagaimana belajar untuk belajar itu sendiri.
Kegunaan Inspiratif :
Berbagai kisah sejarah dapat
memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan
nasional yang dipelopori oleh berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi
perjuangan yang modern, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan
kebangkitan nasional kedua. Pada kebangkitan nasional pertama, bangsa Indonesia
berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dicapainya.
Untuk mengembangkan dan
mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia ingin melakukan kebangkitan
nasional kedua dengan bercita-cita mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain.
Bangsa Indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa
yang maju dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Untuk itu bangsa Indonesia
sekarang harus giat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui iptek
yang dikuasainya, bangsa Indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan
disegani serta dapat ikut menjaga ketertiban dunia.
Dalam kebangkitan umat, para
pemimpin Islam juga dapat menjadikan peristiwa masa lampau sebagai inspirasi.
Dalam masa sekarang umat Islam diajak untuk dapat kembali bangkit sebagai
pemenang dalam mengarungi kehidupan dunia. Berbagai usaha untuk meningkatkan
sumber daya manusia dilakukan dimana-mana, seperti pengembangan lembaga
pendidikan diberbagai pesantren dan mendirikan beberapa lembaga keuangan yang
tidak diharamkan oleh agama.
Kejayaan Islam pada masa lampau,
terutama sebelum bangsa Eropa mengalami Renaissance, diusahakan untuk
membangkitkan kepercayaan diri sebagian umat yang masih terkagum-kagum dengan
bangsa maju non muslim. Umat Islam dapat menjadi bangsa yang maju itu pernah dibuktikan
dalam sejarah.
Bersifat Instruktif dan Bersifat
edukatif
Kita sering mendengar ungkapan
"belajar dari sejarah", "belajarlah dari pengalaman",
"sejarah mengajarkan kepada kita", "Historia Vitae
Magistra" (Sejarah adalah guru kehidupan) dan ungkapan lain. Ungkapan
tersebut mengandung arti bahwa sejarah memberi pelajaran bagi kehidupan
manusia. Banyak nilai-nilai berharga yang dapat kita petik dari pelajaran
sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela
berkorban, dan lain-lain. Jadi sejarah banyak mengajarkan moral.
Peristiwa masa lalu tidak sedikit
memberikan pelajaran tentang menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika bangsa
kita dijajah, banyak terjadi perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam
menegakkan kebenaran untuk melepaskan diri dari kekuasaan bangsa lain dan
mendirikan sebuah negara yang bebas. Perjuangan yang mereka lakukan tidaklah
sia-sia. Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Apa yang mereka
perjuangkan dimasa lalu memiliki nilai-nilai luhur dan dapat menjadi cermin
kehidupan bagi kita sekarang.
Pada masa kekuasaan raja-raja,
kita dapat belajar dari bagaimana raja-raja itu memerintah. Ada raja yang
memerintah dengan adil, dihormati oleh rakyatnya. Sehingga kerajaan yang
dipimpinnya dapat berlangung dengan aman dan tidak mengalami kegoncangan
pemerintahan. Akan tetapi tidak sedikit juga raja-raja yang memerintah secara
sewenang-wenang, otoriter dan menyengsarakan rakyat. Pemerintahan demikian akan
menimbulkan pemberontakan dan perebutan kekuasaan. Raja-raja yang tidak adil
sering berakhir dengan tragis. Gambaran seperti itu sampai sekarang masih
sering terjadi. Sehingga sering kita mendengar adanya usaha kudeta untuk
menggulingkan pemerintahan yang demikian.
"Kejujuran adalah nilai-nilai yang juga diajarkan dalam sejarah. Ketidakjujuran akan berakibat tatanan kehidupan menjadi rusak. Beberapa peristiwa sejarah yang menggambarkan akibat dari ketidakjujuran"
Kejujuran adalah nilai-nilai yang
juga diajarkan dalam sejarah. Ketidakjujuran akan berakibat tatanan kehidupan
menjadi rusak. Beberapa peristiwa sejarah yang menggambarkan akibat dari
ketidakjujuran, misalnya intrik-intrik politik dalam keluarga kerajaan.
Hubungan keluarga kerajaan atau aparat yang tidak harmonis sering menimbulkan
saling fitnah dan isyu untuk saling menjatuhkan. Akibatnya adalah timbulnya
krisis politik sampai akhirnya menyebabkan kehancuran kerajaan. Hancurnya
kerajaan akan berakibat juga pada kehidupan masyarakat.
Tegaknya suatu cita-cita harus
ditunjang oleh adanya jiwa keberanian berbuat yang dapat
dipertangggunggjawabkan. Keberanian adalah nilai-nilai yang dapat menjadi modal
bagi tegaknya cita-cita. Masyarakat yang memiliki keberanian yang tinggi akan
menjadi bangsa yang maju. Nilai-nilai rela berkorban pun banyak diajarkan.
Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekan banyak menunjukan adanya
jiwa rela berkorban. Dengan nilai rela berkorban ini menjadi salah satu
kekuatan terciptanya kemerdekaan Republik Indonesia.
Fungsi Sejarah
Salah satu
fungsi sejarah adalah sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang kemudian
atau generasi berikutnya. Mengapa? Contohnya dari kisah dari Al-Quran yang
menceritakan kaum-kaum yang ingkar kepada ayat-ayat Allah sehingga dibinasakan.
Dari kisah tersebut bisa dipelajari karakter kaum tersebut, bagaimana
kebudayaannya, bagaimana kehidupan sosialnya, sebab-sebab bangsa tersebut
dimusnahkan dan sebagainya. Sejarah juga bisa dijadikan sebagai
evaluasi bagi masyarakat untuk memperbaiki dan menghilangkan kejelekan yang
telah dilakukan oleh generasi di masa lalu. Selain itu, sejarah juga
sebagai pembanding kehidupan masa lampau dengan masa modern.
Mengapa Harus Belajar Sejarah?
Sejarah sebagai bahan
pembelajaran manusia akan perjalanan peradabannya dari mulai Nabi Adam
diciptakan. Tujuan mempelajari sejarah yaitu agar kita mengetahui dan
memahami akan pentingnya kisah-kisah peradaban di masa lalu sehingga masyarakat
tersebut bisa tahu akan asal usul bangsa, budaya dan agamanya.
Dari sejarah, kita bisa mengetahui dan memahami peristiwa penting di masa
lalu yang sangat berpengaruh bagi kehidupan di masa sekarang.
"Tujuan mempelajari sejarah yaitu agar kita mengetahui dan memahami akan pentingnya kisah-kisah peradaban di masa lalu sehingga masyarakat tersebut bisa tahu akan asal usul bangsa, budaya dan agamanya. Dari sejarah, kita bisa mengetahui dan memahami peristiwa penting di masa lalu yang sangat berpengaruh bagi kehidupan di masa sekarang."
Contohnya adalah sejarah
Indonesia merdeka. Jika kita tidak mengetahui sejarah tentang bangsa kita
sendiri, akankah kita tahu asal muasal bangsa kita? Jika kita tidak
mengetahui sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, kita tidak akan
pernah tahu betapa besarnya jasa pahlawan yang memperjuangkan agama dan bangsa
dari tekanan imperialisme penjajah Eropa. Jika orang-orang di masa lalu tidak
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, akankah kita merdeka seperti
sekarang ini?
Dari sejarah kemerdekaan
Indonesia dengan pengorbanan yang dilakukan oleh syuhada untuk membela agama
dan tanah air, apa yang dapat kisah simpulkan dari peristiwa tersebut? Jika
kita sudah mengetahui makna di dalamnya, yaitu makna begitu
berharganya kemerdekaan, tentu semangat kita untuk berjuang akan
terbangkitkan.
Makna sejarah
Belajar sejarah itu sangat
penting. Secara etimologi, sejarah berasal dari bahasa Arab, syajaratun, yang
berarti pohon. Kemudian berkembang secara luas yang berarti sebagai peristiwa
di masa lalu yang berdampak besar terhadap perubahan sosial, budaya, ekonomi,
politik masyarakat. Dari definisi ini saja, kita sudah seharusnya dituntut
untuk mendalami ilmu sejarah. Karena sejarah mengajarkan pengalaman dan
kebajikan terhadap umat manusia. Kita dapat mengetahui kesalahan-kesalahan
manusia di masa lalu atau mengetahui kunci keberhasilan pendahulu kita.
Mengetahui kelemahan dan kekurangan di masa silam berguna agar kita tidak lagi
mengulanginya di masa sekarang.
Sumber: 1. http://londo43ver.blogspot.com/2013/03/pentingnya-belajar-sejarah.html
2. http://www.dakwatuna.com/2014/03/31/48646/mengapa-harus-belajar-sejarah/
3. http://www.kompasiana.com/aminsiahaan/pentingnya-belajar-
sejarah_552e02716ea834291b8b4583
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.