Selasa, 01 Desember 2015

Stadion Mini Hatusela Sebagai Prasasti Keaslian Acara Pukul Sapu di Maluku




Stadion Mini Hatusela merupakan salah satu simbol keunikan dari negeri Mamala. Selain dari lokasi, ukuran dan fungsinya sebagai stadion pada umumnya. Dalam pengertian yang sesungguhnya, Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan acara olahraga, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Stadion tertua yang kita kenal adalah sebuah stadion di Olympia, Peloponnesos, Yunani yang telah menyelenggarakan Olimpiade Kuno sejak tahun 776 SM. Stadion umumnya digunakan untuk merujuk kepada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan luar ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang.

Jika dilihat dari lokasinya yang berada di depan mesjid Al Muhibbin Mamala, maka dapat dipastikan jika Stadion Mini Hatusela merupakan salah satu stadion yang unik di dunia karena terletak di depan mesjid. Kata Stadion berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti lapangan olahraga yang dikelilingi tempat duduk. Dari pengertian ini semakin menambah keunikan dari keberadaan Stadion Mini Hatusela. Namun sebagian referensi menyebut kegunaan dari stadion adalah untuk memenuhi kebutuhan religius dan sosial.


Latar Belakang Pembangunan Stadion Mini Hatusela





Pembangunan stadion ini diprakarsai oleh  Kapolri Bapak Prof.Dr.Awaludin Jamin, Drs, Mpa, Kapolri  yang saat itu, melakukan kunjungan kerja di Kodak XVI Maluku (ke Mamala) dan beliau prihatin melihat penyelenggaraan acara baku Pukul Sapu setiap Hari Raya Tujuh Syawal.  Untuk mengatasi keprihatinannya maka di bawah komando Bapak Soejoko (Komandan Kodak XVI) saat itu mengadakan program Karya Bakti Komando Daerah Kepolisian (Kodak)  XVI Maluku, dan masyarakat negeri Mamala membangun Stadion Mini yang peletakan batu pertamanya tertanggal 1 Juli 1981.



Selanjutnya masyarakat negeri Mamala memberikan nama stadion tersebut dengan nama Stadion Mini Hatusela, dikarenakan saat itu kesebelasan sepakbola Mamala yang bernama kesebelasan Hatusela sedang jaya prestasinya dalam kancah provinsi dan nasional.

Langkah pembangunan stadion yang diprakarsai oleh bapak Awaludin Jamin itu memberikan kenyamanan pada masyarakat Ambon pada umumnya saat menikmati penyelenggaraan Acara Baku Pukul Sapu yang bertujuan membuktikan keberkahan dari minyak Mamala setiap hari Raya Tujuh Syawal, dalam hal-hal berikut ini:
Kontinuitas Visual,  Kontinuitas visual yang diinginkan terjadi adalah pada area penonton sehingga dari setiap bagian, penonton dapat menikmati jalannya acara; Keamanan yang diinginkan adalah keselamatan, baik jiwa maupun harta benda pada setiap pengguna stadion. Kemudahan yang diinginkan adalah tingkat aksesibilitas yang baik bagi setiap pengguna stadion. Kenyamanan ini sering diabaikan. terutama saat menyaksikan jalannya Acara Pukul Sapu. Kenyamanan tersebut seperti kebutuhan terhadap cuaca, angin, cahaya, tempat duduk kebutuhan minum serta toilet. Fleksibilitas disini seperti penataan ruang-ruang di sekitar stadion yang yang memungkinkan pihak manajemen untuk menggunakan stadion sebagai fungsi lain seperti konser musik dan sebagainya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.