Stadion Mini Hatusela
merupakan salah satu simbol keunikan dari negeri Mamala. Selain dari lokasi,
ukuran dan fungsinya sebagai stadion pada umumnya. Dalam pengertian yang
sesungguhnya, Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk
menyelenggarakan acara olahraga, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau
pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Stadion tertua
yang kita kenal adalah sebuah stadion di Olympia, Peloponnesos, Yunani yang
telah menyelenggarakan Olimpiade Kuno sejak tahun 776 SM. Stadion umumnya
digunakan untuk merujuk kepada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan luar
ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang.
Jika dilihat dari lokasinya
yang berada di depan mesjid Al Muhibbin Mamala, maka dapat dipastikan jika
Stadion Mini Hatusela merupakan salah satu stadion yang unik di dunia karena
terletak di depan mesjid. Kata Stadion berasal dari bahasa Inggris yang
mempunyai arti lapangan olahraga yang dikelilingi tempat duduk. Dari pengertian
ini semakin menambah keunikan dari keberadaan Stadion Mini Hatusela. Namun sebagian
referensi menyebut kegunaan dari stadion adalah untuk memenuhi kebutuhan religius dan sosial.
Latar Belakang Pembangunan Stadion Mini Hatusela
Pembangunan stadion ini
diprakarsai oleh Kapolri Bapak Prof.Dr.Awaludin
Jamin, Drs, Mpa, Kapolri yang saat
itu, melakukan kunjungan kerja di Kodak XVI Maluku (ke Mamala) dan beliau
prihatin melihat penyelenggaraan acara baku Pukul Sapu setiap Hari Raya
Tujuh Syawal. Untuk mengatasi
keprihatinannya maka di bawah komando Bapak Soejoko (Komandan Kodak XVI) saat itu mengadakan program
Karya Bakti Komando Daerah Kepolisian (Kodak) XVI Maluku, dan masyarakat negeri Mamala
membangun Stadion Mini yang peletakan batu pertamanya tertanggal 1 Juli 1981.
Selanjutnya masyarakat negeri
Mamala memberikan nama stadion tersebut dengan nama Stadion Mini Hatusela,
dikarenakan saat itu kesebelasan sepakbola Mamala yang bernama kesebelasan
Hatusela sedang jaya prestasinya dalam kancah provinsi dan nasional.
Langkah pembangunan stadion
yang diprakarsai oleh bapak Awaludin Jamin itu memberikan kenyamanan pada
masyarakat Ambon pada umumnya saat menikmati penyelenggaraan Acara Baku Pukul Sapu yang bertujuan membuktikan keberkahan dari minyak Mamala setiap hari Raya Tujuh Syawal, dalam hal-hal berikut ini:
Kontinuitas Visual, Kontinuitas visual yang diinginkan terjadi
adalah pada area penonton sehingga dari setiap bagian, penonton dapat menikmati
jalannya acara; Keamanan yang diinginkan adalah keselamatan, baik jiwa maupun harta
benda pada setiap pengguna stadion. Kemudahan yang diinginkan adalah tingkat
aksesibilitas yang baik bagi setiap pengguna stadion. Kenyamanan ini sering
diabaikan. terutama saat menyaksikan jalannya Acara Pukul Sapu. Kenyamanan tersebut
seperti kebutuhan terhadap cuaca, angin, cahaya, tempat duduk kebutuhan minum
serta toilet. Fleksibilitas disini seperti penataan ruang-ruang di sekitar
stadion yang yang memungkinkan pihak manajemen untuk menggunakan stadion
sebagai fungsi lain seperti konser musik dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.